1.Memahami Keluhan Pelanggan
Tetap tenang dan sesuaikan pola pikir Anda. Tidak ada yang
suka berhadapan dengan orang yang emosi dan berteriak di depan umum. Namun,
tugas Anda dalam situasi seperti ini adalah tetap tenang dan menguasai diri.
Walaupun Anda merasakan dorongan untuk berteriak balik pada mereka, lawan
dorongan itu! Teriakan dan kemarahan hanya akan memanaskan situasi. Sebaliknya,
tunjukkan sikap terbaik Anda dalam melayani pelanggan dan hadapi. Sekarang
waktunya bekerja.
Jangan pernah menggunakan sarkasme atau keramahan palsu.
Sikap seperti itu hanya akan menyulut kemarahan pelanggan dan membuat situasi
menjadi jauh lebih buruk.
2. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan pelanggan.
Pelanggan yang marah umumnya hanya membutuhkan seseorang sebagai tempat
pelampisan emosi mereka dan hari ini, orang itu adalah Anda. Artinya Anda harus
melakukan yang terbaik untuk mendengarkan dengan cermat apa yang mereka
katakan. Berikan perhatian penuh pada pelanggan, jangan melihat sekeliling,
melamun, atau membiarkan hal-hal lain mengalihkan perhatian Anda. Tatap
pelanggan yang sedang bicara dan dengarkan baik-baik apa yang mereka
katakan.
Ketika Anda mendengarkan mereka, dengarkan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan ini: Apa yang membuat mereka marah? Apa yang mereka
inginkan? Apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu mereka?
Pisahkan perasaan Anda dari situasi tersebut. Bila seorang
pelanggan sangat marah, ia mungkin akan mengatakan sesuatu (atau banyak hal)
yang sangat kasar. Perlu diingat bahwa Anda tidak boleh tersinggung. Ia marah
pada bisnis, produk, atau layanan yang mereka dapatkan, mereka tidak marah pada
Anda sebagai pribadi. Anda harus mengesampingkan perasaan pribadi Anda.
Namun perlu diingat, bila pelanggan sudah terlalu kasar,
atau tampaknya benar-benar mengancam, Anda harus mengatakan pada mereka bahwa
Anda akan meminta bantuan pada atasan Anda atau orang lain untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Ketika Anda berjalan kembali pada pelanggan, ceritakan
situasinya pada atasan atau orang yang membantu Anda dan jelaskan mengapa Anda
membutuhkan bantuan mereka (misalnya Anda merasa terancam, dll). Bila hal yang
buruk terjadi, Anda harus meminta pelanggan untuk pergi.
Ulangi permasalahan pelanggan. Setelah pelanggan selesai
meluapkan emosinya, pastikan Anda tahu tepatnya apa yang membuat mereka marah.
Bila Anda merasa belum jelas, ulangi apa yang membuat mereka marah berdasarkan
apa yang Anda tangkap, atau ajukan pertanyaan. Mengulang kembali permasalahan
tersebut kepada pelanggan akan menunjukkan pada mereka bahwa Anda benar-benar
mendengarkan, dan juga untuk memastikan masalah apa yang harus diperbaiki.
Cara bagus untuk memastikan bahwa Anda mengetahui dengan
jelas permasalahannya adalah menggunakan kata-kata yang tenang dan terkendali
seperti, “Saya mengerti Anda marah, dan memang benar piza diantar terlambat
satu jam ke rumah Anda.”
Bersimpatilah secara aktif. Menunjukkan simpati akan
membantu pelanggan memahami bahwa Anda benar-benar berusaha menolong mereka.
Setelah Anda memastikan masalahnya, tunjukkan bahwa Anda merasa sangat menyesal
dan benar-benar mengerti kemarahan mereka. Katakan sesuatu seperti
“Saya benar-benar
paham rasa frustasi Anda. Menunggu piza, terutama ketika sangat lapar sangat
tidak enak.”
“Tidak salah jika Anda merasa terganggu. Pesanan yang
terlambat datang memang bisa mengacaukan rencana Anda malam ini.”
Minta maaf. Biarkan pelanggan tahu bahwa Anda sangat
menyesal, terlepas dari apakah menurut Anda mereka terlalu mendramatisir
kejadian tersebut. Bersama dengan empati, minta maaf bisa memudahkan Anda.
Terkadang, pelanggan yang marah hanya ingin seseorang minta maaf pada mereka
karena pelayanan yang buruk. Semoga pelanggan akan tenang setelah Anda meminta
maaf atas nama perusahaan katakan sesuatu seperti, “Saya minta maaf piza
pesanan Anda tidak diantar tepat waktu. Anda pasti marah dan saya mengerti
sepenuhnya mengapa Anda kesal. Biar saya lihat apa yang bisa kami lakukan untuk
membereskan masalah ini.”
Panggil manajer bila pelanggan Anda meminta. Bila Anda
sedang dalam proses menangani satu masalah dan pelanggan meminta Anda untuk
memanggil manajer atau atasan Anda, penuhi permintaannya. Namun, bila Anda bisa
menghindari keharusan melibatkan manajer, lakukan sendiri. Menangani masalah
sendiri akan menunjukkan pada atasan bahwa Anda memiliki kemampuan untuk
menghadapi pelanggan yang marah dengan sikap tenang dan terkendali.
2.Menyelesaikan Masalah
Tawarkan satu solusi (atau lebih). Sekarang setelah Anda
mendengar penyebab kemarahan pelanggan, Anda harus memiliki sebuah solusi untuk
ditawarkan. Bila Anda kira-kira mengetahui solusi apa yang membuat pelanggan
Anda senang, maka berikan itu padanya.
Misalnya, dalam situasi seperti piza yang terlambat, Anda
mungkin bisa menawarkan sesuatu seperti, “Saya sepenuhnya mengerti bahwa Anda
kesal karena piza pesanan Anda terlambat datang. Saya bersedia mengembalikan
uang Anda dan menawarkan voucher untuk piza gratis. Saya secara pribadi akan
memastikan bahwa piza anda berikutnya diantarkan dengan kecepatan maksimal.”
Minta umpan balik pada pelanggan. Bila Anda tidak sepenuhnya
yakin apa yang akan membuat pelanggan senang, maka tanyakan padanya. Apa yang
ia inginkan supaya masalahnya terselesaikan? Apakah ada sesuatu yang akan
membuat ia puas? Ucapkan kata-kata seperti berikut
“Apa solusi yang Anda mau? Bila itu berada dalam wewenang
saya, saya akan menyelesaikannya.”
Ambil tindakan secepatnya. Katakan pada pelanggan apa yang
akan Anda lakukan berikutnya untuk memastikan masalah terselesaikan. Berikan
informasi kontak Anda, terutama bila Anda bicara lewat telepon, sehingga ia
dapat menghubungi Anda bila masalah tersebut muncul lagi.
Ambil waktu beberapa menit untuk diri sendiri setelah
kejadian itu. Begitu pelanggan pergi atau menutup telepon, sisihkan beberapa
menit untuk mencerna apa yang telah terjadi dan biarkan diri Anda tenang.
Walaupun pelanggan pergi dengan hati senang, situasi semacam ini tetap bisa
menyebabkan stres. Ambil beberapa saat untuk melepaskan ketegangan dan
jernihkan pikiran Anda.
Tindak lanjut. Hubungi pelanggan tersebut setelah masalah
selesai. Tanyakan apakah semuanya berjalan lancar. Kalau bisa, lakukan usaha
lebih dengan mengirim permintaan maaf yang ditulis tangan atau memberi potongan
harga untuk pembelian berikutnya.
Tips
*Jangan memasukkan keluhan mereka dalam hati, bahkan bila
keluhan tersebut tentang kinerja Anda. Bila Anda merasa terlibat secara
emosional dalam masalah itu, lebih baik Anda mundur dan biarkan pegawai lain
menangani situasi tersebut.
*Pikirkan bagaimana penyelesaian masalah yang Anda inginkan
bila Anda sendiri yang memiliki keluhan. Kemudian, perlakukan pelanggan Anda
yang marah sebagaimana Anda ingin diperlakukan.
*Keluhan pelanggan bisa menjadi kendaraan untuk retensi
pelanggan. Bila Anda menangani pelanggan dengan tepat dan mengajukan permintaan
maaf secara efektif, Anda bisa mengubah negatif menjadi positif.
Salah satu teknik untuk membantu Anda supaya tidak
memasukkan keluhan dalam hati adalah dengan mengingatkan diri sendiri bahwa
walaupun opini pelanggan itu "penting", tetapi jauh bila dibandingkan
dengan opini keluarga dan teman-teman Anda. Ingatkan diri Anda bahwa Anda tidak
berkenan mengizinkan seorang asing mengacaukan hari Anda, atau jam, atau bahkan
hanya satu menit dalam hidup Anda.
Ada beberapa pelanggan yang memang terkenal selalu
mengeluhkan segala sesuatu. Bila Anda berhadapan dengan pelanggan seperti itu,
cobalah berdiskusi dengan manajer Anda apakah klien ini menguntungkan untuk
perusahaan atau apakah mungkin layak bila dilepaskan. Waktu yang terbuang untuk
satu klien seperti ini lebih baik didedikasikan untuk pelanggan
"sebenarnya".
Bila Anda tidak bisa memberi pelanggan apa yang
diinginkannya, beri mereka sesuatu yang gratis (Anda mungkin membutuhkan
persetujuan dari manajer) untuk menyelesaikan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar